Site icon Tanah Airku

Kisah Perahu Sarmi Khas Suku Sobey, Pelaut Ulung dari Papua

Sarmi – Mari mengenal suku-suku di Papua. Ada Suku Sobey yang dikenal sebagai pelaut ulung. Mereka menaklukkan lautan dengan menggunakan perahu Sarmi. Seperti apa?

Sarmi adalah kota yang terletak di pesisir utara Papua, berhadapan langsung dengan Samudera Pasifik. Sarmi memiliki ombak yang bagus untuk berselancar, sehingga Sarmi dikenal juga sebagai kota Ombak.

Di Sarmi, hidup suku Sobey yang dikenal sebagai pelaut ulung. Secara tradisional Suku Sobey memiliki kearifan lokal dalam hal melaut. Kearifan lokal inilah yang diwariskan secara turun temurun.

Dengan membaca tanda-tanda alam mereka tahu kapan waktu yang tepat untuk melaut, mengetahui arah mata angin, serta lokasi perairan yang menjadi habitat udang harimau.

Suku Sobey memiliki perahu tradisional bercadik ganda, cadik di samping kiri dan kanan perahu sebagai penyeimbang. Perahu itu pun disebut sebagai perahu Sarmi.

Perahu Sarmi khas Suku Sobey Foto: Hari Suroto/Istimewa

Perahu ini dihias dengan ukir-ukiran yang sangat indah dan diberi warna alami. Ukir-ukiran berupa motif terumbu karang, fauna laut, burung dan binatang mitologi berkaitan dengan kisah nenek moyang mereka.

Motif-motif ini selain untuk memperindah perahu juga berfungsi untuk menandai kepemilikan perahu.

Ada motif yang menarik yaitu motif lobster. Motif lobster ini diukirkan pada badan perahu berfungsi sebagai pengingat atau rambu-rambu agar nelayan berhati-hati selama melaut.

Miniatur Perahu Sarmi khas Suku Sobey Foto: Hari Suroto/Istimewa

Nelayan harus belajar dari lobster, di saat kondisi aman, lobster bergerak maju, di saat kondisi berbahaya maka lobster bergerak mundur secepatnya.

Begitu pula bagi nelayan Suku Sobey, saat melaut, ketika tiba-tiba muncul badai atau cuaca buruk, maka nelayan akan segera kembali ke darat menunggu cuaca membaik.

Saat ini, perahu tradisional Suku Sobey sudah dibuat dalam bentuk miniatur. Miniatur perahu ini menjadi oleh-oleh bagi traveler yang berkunjung ke Sarmi. Untuk setiap miniatur perahu, dihargai Rp 300 ribu hingga Rp 1 juta, hal ini tergantung jenis kayu yang digunakan dan tingkat kerumitan dalam membuatnya.

Exit mobile version