Sejarah geologi Kepulauan Raja Ampat, Papua Barat terbentuk oleh pergerakan lempeng Pasifik. Lalu ada pembentukan laut dalam selama Zaman Jura pada 231 hingga 163 juta tahun yang lalu.
Pada sekitar 125 tahun yang lalu, pada Zaman Kapur Akhir, benua Australia bergerak ke utara membentuk busur kepulauan. Pada Zaman Miosen terjadi gerakan lempeng Australia.
Kecepatan pergerakannya sekitar 8 cm per tahun ke arah utara-timur laut. Dan, lempeng Pasifik bergerak ke arah barat-barat laut dengan kecepatan sekitar 10 cm per tahun. Inilah yang membentuk sesar Sorong yang membelah Pulau Batanta dan Salawati.
Poses geologi itu menghasilkan wilayah biogeografis di Kepulauan Raja Ampat. Pulau Bantanta dan Pulau Waigeo beserta pulau-pulau sekitarnya merupakan wilayah bergunung terjal.
Pulau ini tertutup batuan kapur yang masih muda. Masing-masing di sela selat-selatnya terbilang agak dangkal.
Waigeo dan Batanta memiliki dua burung cenderawasih endemik, yaitu cenderawasih merah (Paradisaea rubra) dan cenderawasih botak (Cicinnurus respublica). Sebaran dua burung ini dibatasi geografi lokal akibat sesar Sorong tersebut.
—
(msl/msl)