Buah merah mengandung antioksidan alami yang tinggi, serta berbagai vitamin dan zat seperti karoten 12.000 ppm, beta karoten 700 ppm, dan tokoferol 11.000. Selain itu, ada beberapa zat lain yang terkandung dalam buah merah, di antaranya asam oleat, asam linoleat, dekanoat, omega 3 dan omega 9.
Selain di Lembang Baliem, buah merah dapat ditemukan di dataran rendang sampai tinggi Papua hingga Papua Nugini. Diperkirakan ada lebih dari 30 varietas buah ini yang dapat dijumpai di Papua, masing-masing dengan nama yang berbeda untuk tiap karakter buah dan tiap daerah.
|
Misalnya, buah merah asal Kelila yang tumbuh di Lembah Baliem bagian barat, mempunyai nama lokal yang berbeda merujuk pada ukuran, warna buah, warna daun, dan rasa. Meski demikian, secara garis besar hanya empat varietas yang banyak dikembangkan karena memiliki nilai ekonomis, yaitu kultivar merah panjang, merah pendek, cokelat dan kuning.
Tumbuhan buah merah ini sepintas bentuknya menyerupai pandan dengan tinggi mencapai 16 meter. Tinggi batang bebas cabang setinggi 5-8 meter dan ditopang dengan akar tunjang. Adapun buahnya berbentuk lonjong dengan kuncup yang tertutup daun buah.
Buah ini diperkirakan mulai dibudidayakan di Lembah Baliem sekitar 7.000 tahun yang lalu. Hal ini berdasarkan penelitian ahli arkeobotani dari The Australian National University, Haberle yang meneliti sampel serbuk sari pandanus dari sedimen rawa Kelila, Lembah Baliem Barat.
—
Artikel ini dibuat oleh Hari Suroto dari Balai Arkeologi Papua dan diubah seperlunya oleh redaksi.
(pin/ddn)