Site icon Tanah Airku

Satgas Yonif MR 413 berikan layanan kesehatan warga di perbatasan

Jaraknya cukup jauh dan sangat sulit untuk ditempuh, karena Kampung Sangke itu berbatasan langsung dengan negara tetangga Papua New Guinea,” ungkap Dansatgas Mayor Anggun Wuriyanto.

Keerom (ANTARA) – Prajurit TNI Satgas Pamtas RI-PNG Yonif Mekanis Raider 413 Kostrad melakukan kegiatan bakti sosial pelayanan kesehatan pengobatan keliling warga perbatasan RI-PNG di Kampung Sangke Distrik Arso Timur Kabupaten Keerom.

Dansatgas Pamtas RI-PNG Yonif MR 413 Kostrad Mayor Inf Anggun Wuriyanto dalam keterangan diterima ANTARA, Rabu dini hari mengatakan, lokasi kampung sangat terisolir sehingga untuk menempuh Kampung Sangke dibutuhkan waktu tiga jam perjalanan dan menggunakan kendaraan strada double gardan.

“Jaraknya cukup jauh dan sangat sulit untuk ditempuh, karena Kampung Sangke itu berbatasan langsung dengan negara tetangga Papua New Guinea,” ungkap Dansatgas Mayor Anggun Wuriyanto.

Ia mengakui, meski wilayah lokasi kampung Sangke terisolir jauh terpencil namun berbekal tekad yang kuat ingin memberikan pelayanan kesehatan secara maksimal prajurit Pos Pitewi dipimpin Kapten Inf Rum Patria Missa dapat memberikan pengobatan kepada masyarakat di perbatasan RI-PNG.

Sementara itu, Danpos Pitewi Kapten Rum yang membawa sepuluh orang pasukannya dalam kegiatan pengobatan keliling itu sempat mengalami kesulitan di tengah jalan karena akses tertutup oleh genangan hujan yang menyebabkan banjir.

“Di pertengahan jalan kami sempat terkendala karena ada genangan air setinggi lutut orang dewasa yang menyebabkan jalan tidak terlihat, akhirnya saya perintahkan tiga orang untuk membantu menyisir jalan mengarahkan kendaraan agar tidak keluar dari badan jalan.”ungkap Rum.

Namun kendala dapat diatasi, lanjut Kapten Rum. ketika personel Yonif MR 413 tiba di Kampung Sangke dan disambut oleh anak-anak dan masyarakat lainnya atas kehadiranmya.

“Saya bergegas perintahkan bintara kesehatan kami bernama Serda Egy untuk memulai pengobatan keliling mendatangi rumah warga satu persatu,”ungkapnya.

Seharian berkeliling Kampung, Satgas 413 Pos Pitewi tidak menemukan adanya masyarakat Kampung Sangke yang menderita penyakit berat.

“Puji Syukur masyarakat Sangke sehat semua, adapun beberapa warga yang mengalami sakit gatal, demam dan batuk-batuk. Itu penyakit yang tergolong ringan karena memang kondisi geografis Kampung Sangke yang terletak di ketinggian sehingga penyakit-penyakit itu masih tergolong wajar,” ujar Serda Egy.

Sementara itu, Kepala Kampung Ben Mathe Rewh (67) berterima kasih dengan pelayanan kesehatan diberikan Satgas Yonif MR 413 Kostrad karena sangat menyentuh kebutuhan warga di perbatasan.

“Terima kasih atas kesediaannya datang di Kampung kami yang sangat terpencil ini, apalagi ditambah dengan kegiatan pengobatan. Semoga Tuhan membalas nya semua,”ujarnya.

Kampung Sangke memang menjadi salah satu Kampung yang terisolir, faktor utamanya adalah akses jalan yang sangat sulit ditempuh sehingga menjadi penyebab atas kurangnya perhatian khusus kepada kampung tersebut.

Belum lagi mayoritas bahasa yang mereka gunakan yaitu bahasa Fiji atau bahasa PNG, yang menandakan bahwa budaya bahasa Indonesia kurang diberikan di wilayah tersebut.

“Sesekali kami juga Ajarkan anak-anak di Sangke untuk berbahasa Indonesia, ini penting karena mereka masih berada di wilayah Indonesia, bukan Papua New Guinea,”tegas Rum.

Pewarta: Muhsidin

Editor: Mulyo Sunyoto
COPYRIGHT © ANTARA 2021

Exit mobile version