Jakarta – Komandan kelompok kriminal bersenjata (KKB) di Kosiwo, Kabupaten Kepulauan Yapen, Papua, Noak Orarei alias Noki Orarei memutuskan kembali ke pangkuan Ibu Pertiwi. Dia berikrar setia dengan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) setelah sekitar 7 tahun bergabung dengan KKB.
Kapolres Kepulauan Yapen, Ferdyan Indra Fahmi mengatakan Noak menyerahkan diri ke polisi dengan didampingi keluarganya. Noak juga mencium bendera Merah Putih sebagai bagian dari prosesi.
“Hari ini saudara kita atas nama Noak Orarei yang diantar oleh pihak keluarga hadir di tengah-tengah kita untuk menyatakan sikap kembali ke pangkuan NKRI,” kata Ferdyan dalam keterangan tertulisnya, Rabu (17/3/2021).
Polisi mengatakan Noak bergabung bersama KKB sejak 2014 silam. Dia ini bergabung dengan KKB Wilayah Saireri pimpinan Rudi Orarei yang sudah meninggal dunia.
Ferdyan mengungkapkan Noan punya tekad baru. Dian ingin menghentikan gerakan yang ingin melepaskan diri dari NKRI.
“Kita patut bersyukur kepada Tuhan Yang Mahakuasa atas izin dan pertolongan dari Tuhan jualah saudara kita, Noak Orarei ingin menghentikan semua aktivitas perlawanan dan perjuangan melepaskan diri dari NKRI,” ucap Ferdyan.
Simak selengkapnya di halaman selanjutnya.
Ferdyan melanjutkan, penyerahan diri Noak bukanlah hal yang tiba-tiba. Ferdyan mengungkapkan selama ini ada tim kepolisian yang terus mendekati Noak dan rekan-rekan KKB-nya.
“Selama ini tim tertutup dari Polres Kepulauan Yapen terus melakukan upaya pendekatan secara kekeluargaan terhadap Saudara Noki Orarei dan rekan-rekannya yang lain. Memberikan pemahaman agar Saudara Noak dapat kembali sebagai masyarakat dan kembali ke pangkuan NKRI, ikut serta berperan dalam pembangunan,” jelas Ferdyan.
Dia melanjutkan, keputusan Noak menyerahkan diri berangkat dari kesukarelaan. Noak juga menyerahkan senjata, amunisi yang selama ini digunakan untuk melakukan gangguan keamanan.
“Dengan suka rela, tanpa ada paksaan Saudara Noak Orarei menyerahkan beberapa barang bukti berupa senjata, amunisi, yang selama ini digunakan untuk melakukan perlawanan terhadap dengan Pemerintah,” terang Ferdyan.
(idh/tor)