Merauke sering disebut dengan Kota Rusa. Rusa yang berada di Merauke merupakan rusa tropik Indonesia, Gervus timorensis, atau rusa yang biasa hidup di Pulau Jawa, Bali dan Timor. Rusa di Merauke memiliki ciri-ciri dengan kantung seperti kanguru atau dalam bahasa suku marind, suku asli Merauke biasa disebut saham.
Pada 1928, kolonial Belanda pertama kali mendatangkan rusa ke Merauke. Pada waktu itu, rusa dijadikan sebagai hewan peliharaan karena dianggap sebagai hewan eksotik. Rusa saat itu hanya dapat dijumpai di halaman rumah guru dan pegawai Belanda.
Dalam perkembangannya, populasi rusa yang mumpuni di Merauke membuat banyak kuliner berbahan dasar daging rusa mudah dijumpai, mulai dari satai rusa, abon rusa, bakso rusa, hingga dendeng rusa. Oleh karena itu, Merauke juga disebut Kota Rusa.
3. Tugu Libra yang Penuh Makna
Tugu Libra atau Lingkaran Brawijaya diresmikan pada 23 Mei 2013. Tugu ini terletak tepat di tengah persimpangan antara Jalan Brawijaya dan Parako, Merauke. Tak hanya itu, tugu Libra pun memiliki makna keseimbangan, yaitu empat sisi dunia yang sangat identik dengan empat golongan adat animha, yakni bekerja keras, bercorak cerdas dalam berpikir, harmonis, bertanggung jawab serta berkeadilan dan transparan.
Pada tugu itu terdapat angka 1902, angka tersebut mewakili pada 1902 masyarakat Marind atau suku asli Merauke akhirnya mulai berinteraksi dengan dunia luar, kemudian di bagian atas tugu terdapat miniatur bola dunia yang bermakna bahwa Merauke menuju kota dunia. Di bawah bola dunia juga disematkan sebuah moto dari kota Merauke yakni “Izakod Bekai Izakod Kai” atau “Satu hati satu tujuan.” Dengan kata lain Merauke merupakan kesatuan nusantara dari Sabang hingga Merauke.