Liputan6.com, Jakarta – Jaringan kabel laut Sulawesi Maluku Papua Cable System (SMPCS) ruas Biak-Jayapura putus pada sekitar 30 April 2021. Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G Plate menegaskan, putusnya jaringan kabel laut itu tidak membuat seluruh wilayah Papua mengalami gangguan atau black out.
Menurut Johnny, total kapasitas yang terdampak akibat putusnya jaringan kabel laut tersebut sebesar 154 Gbps. Adapun total trafik normal seluruh Papua sebesar 464 Gbps.
“Yang terdampak itu sepertiga dari total trafik. Saya perlu tekankan ini karena ada kesan seolah-olah putusnya kabel tersebut mengakibatkan total black out di Papua. Tidak betul, yang betul terdampak pada 154 dari total 464 Gbps,” kata Johnny dalam jumpa pers virtual di kanal Youtube Kemkominfo TV, Senin (7/6/2021).
Ia mengungkap, area yang terdampak gangguan tersebut berada di empat titik, yakni wilayah Jayapura, Abepura, Sentani, dan Sarmi. Kemkominfo saat ini terus melakukan koordinasi dengan PT Telkom dalam upaya penanganan dan pemulihan jaringan di wilayah terdampak.
Berdasarkan informasi yang dia peroleh, kapasitas link back up yang tersedia seluruhnya sebesar 4,7 Gbps, ditunjang dari pemanfaatan link satelit sebesar 2.662 Mbps, radio long houl Palapa Ring Timur 500 Mbps, dan radio long houl Sarmi-Biak 1.600 Mbps.
“Untuk mengamankan kualitas link pada saat proses penyambungan, Telkom juga menyediakan back up link khusus untuk wilayah Manokwari dan Biak sebesar 40 Gbps melalui Palapa ring Timur,” ujar Johnny.