Site icon Tanah Airku

6 Fakta Menarik tentang Kuala Kencana, Kota Modern di Tengah Hutan Mimika Papua

Liputan6.com, Jakarta – Kuala Kencana merupakan salah satu distrik di Kota Timika, Kabupaten Mimika, Papua. Kota seluas 511 kilometer persegi memiliki populasi penduduk sekitar 2.010 jiwa. Kota mandiri ini terdiri dari satu kelurahan dan enam kampung, yakni Kelurahan Kuala Kencana, Kampung Iwaka, Kampung Naena Muktipura, Kampung Karang Senang, Kampung Mulia Kencana, Kampung Utikina Baru, dan Kampung Bhintuka.

Lokasi Kuala Kencana berjarak sekitar 15 menit dari Timika dan menjadi salah satu pusat administrasi dan pemukiman pekerja PT Freeport Indonesia. Dahulu, kota ini bernama Kota Baru, tetapi pada 1995 diubah menjadi Kuala Kencana atau Belanga Emas oleh Presiden Soeharto.

Kota ini termasuk salah satu kota yang tidak dapat dimasuki Kelompok Kriminal Bersenjata yang meneror warga sipil dengan beragam pelanggaran hukum. Hal ini lantaran Kota Kuala Kencana dilengkapi sistem keamanan ketat untuk menjamin keamanan seluruh masyarakat di kota tersebut.

Masih ada lagi fakta menarik lainnya tentang Kota Kuala Kencana yang masih jarang diketahui. Liputan6.com merangkum enam di antaranya dikutip dari berbagai sumber.

1. Kota Kecil dengan Fasilitas Lengkap

Meskipun letaknya di tengah hutan dan dikelilingi oleh pepohonan yang rimbun, Kota Kuala Kencana memiliki fasilitas yang lengkap dan modern. Selain gedung perkantoran PT Freeport Indonesia dan komplek perumahan karyawan, terdapat pula lapangan sepak bola, lapangan badminton indoor, lapangan futsal indoor, kolam renang standar Olimpiade, lapangan golf, bahkan pusat perbelanjaan.

Terdapat pula alun-alun (The Plaza), gereja, masjid, salon, perpustakaan dan layanan perbankan. Ada pula beberapa restoran barat dan oriental yang cita rasa dan mutunya terjaga dan mengikuti standar perusahaan industri catering dan distribusi pangan terbesar di Indonesia.

2. Sistem Utilitas Bawah Tanah

Kota di Papua ini diklaim sebagai kota pertama di Indonesia yang menerapkan sistem utilitas (listrik, air, dan komunikasi) bawah tanah. Selain itu kota ini juga diklaim sebagai kota yang memiliki sistem pengolahan air kotor.

Air kotor akan disalurkan ke pusat pengolahan limbah sehingga tidak mencemari lingkungan yang ada di sekitarnya. Air keran yang disalurkan ke rumah-rumah penduduk memiliki standar tinggi serta aman untuk langsung dikonsumsi.

 

 

Exit mobile version