Site icon Tanah Airku

Kepulauan Raja Ampat Adalah Jantung Segitiga Terumbu Karang Dunia

Coremap CTI merupakan singkatan dari The Coreal Reef Rehabilitation and Management Program - Coral Trangle Initiative, yakni Program Rehabilitasi dan Pengelolaan Terumbu Karang - Inisiatif Segitiga Terumbu Karang di Kepulauan Raja Ampat, Papua Barat.(Kompas.com)

BangunPapua.comKabupaten Raja Ampat dikenal tidak hanya dengan keindahan alam pulau-pulau kecilnya, tetapi juga biota lautnya yang didukung oleh Segitiga Terumbu Karang dunia.

Kepulauan Raja Ampat merupakan rangkaian empat gugusan pulau yang bersebelahan yang terletak di barat bagian Kepala Burung, di Semenanjung Kepala Burung atau dataran Provinsi Papua Barat dan Papua.

Kepulauan Raja Ampat dikelola oleh Kabupaten Raja Ampat, Provinsi Papua Barat.

Raja Ampat terdiri dari 610 pulau, dimana hanya 35 pulau yang berpenghuni.

Sementara itu, 80% Raja Ampat ditutupi oleh laut biru jernih yang kaya akan kehidupan bawah laut, terutama terumbu karang.

Raja Ampat adalah Jantungnya Segitiga Terumbu Karang Dunia

Wilayah Raja Ampat adalah 80% perairan dan kaya akan biota bawah laut, terutama terumbu karang dan termasuk dalam segitiga karang dunia.

Segitiga terumbu karang dunia terletak di kepulauan Raja Ampat, meliputi 1,6% dari luas lautan bumi dan meliputi area seluas 5,7 kilometer persegi, termasuk Indonesia, Malaysia, Papua Nugini, Filipina, Kepulauan Solomon dan Timur Leste.

Disebut Segitiga Terumbu Karang karena jika Anda menggambar garis virtual yang menutupi terumbu karang di negara-negara tersebut, maka akan terbentuk sebuah segitiga.

Segitiga Terumbu Karang memiliki kekayaan spesies laut yang lebih banyak daripada badan air lainnya di Bumi, dan merupakan rumah bagi 76% spesies terumbu karang dunia dan 37% spesies ikan terumbu karang dunia.

Segitiga Terumbu Karang dikatakan memiliki hutan bakau terbesar di dunia.

Sementara itu, menurut data Oseanografi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia dan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), luas terumbu karang di Indonesia mencapai 39.583 kilometer persegi atau sekitar 45,7% dari total luas terumbu karang seluas 86.503 kilometer persegi di Segitiga Terumbu Karang, dan 590 spesies karang batu lainnya, serta spesies ikan karang di antara puncak tertinggi dalam keanekaragaman hayati.

Lokasi Segitiga Terumbu Karang Raja Ampat juga menjadi rumah bagi 75% dari seluruh mangrove atau bakau di seluruh dunia, dan 45% spesies rumput laut.

Ilustrasi menyelam di kawasan terumbu karang Kepulauan Raja Ampat, Papua Barat.

Tonny Wagey, Direktur Indonesian Climate Change Trust Fund (ICCTF), mengatakan dalam segitiga terumbu karang dunia ini, Raja Ampat bukan hanya terumbu karangnya yang unik, tetapi kawasan Raja Ampat menjadi titik tengah atau pusatnya.

“Kenapa kami memilih Raja Ampat dan perlu melindunginya? Karena ini segitiga terumbu karang (dunia), ada lebih dari 500 jenis (terumbu karang), dan titik tengah (pusat) ada di sini, Raja Ampat,” ujar Tonny, Selasa (23/3/2022).

Terletak di jantung segitiga terumbu karang, Raja Ampat merupakan pusat keanekaragaman hayati laut dan dianggap sebagai pusat keanekaragaman hayati laut tropis.

Fungsi Segitiga Terumbu Karang Raja Ampat

Diperkirakan ada 553 spesies karang di laut Raja Ampat, rumah bagi lebih dari 70% spesies karang dunia.

Tidak hanya itu, tetapi juga menjadi rumah bagi 1.456 spesies ikan karang, menjadikan Raja Ampat sebagai kawasan terkaya di dunia untuk spesies ikan karang.

Ada juga 699 jenis Molusca, 5 jenis penyu dan 16 jenis mamalia laut (cetacea). Diantara 699 spesies Molusca, 530 spesies siput (gastropoda), 159 spesies kerang (bivalvia), 2 spesies Scaphoda, 5 spesies cumi-cumi (Cephalopoda), dan 3 spesies chiton.

Menurut Catatan Keanekaragaman Hayati dan Konservasi Laut Direktorat Jenderal Pengelolaan Ruang Laut Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), ekosistem terumbu karang Raja Ampat berada di paparan dangkal di hampir semua pulau-pulau.

Namun, wilayah terbesarnya adalah Waigeo Barat, Waigeo Selatan, Ayau, Samate dan Misool Timur Selatan.

Jenis terumbu karang yang dijumpai di Kepulauan Raja Ampat umumnya berupa terumbu karang tepi, dengan kemiringan lereng yang cukup curam. Selain itu, ada juga jenis terumbu cincin (atol) dan terumbu penghalang (barrier reef).

“Raja Ampat merupakan pusat segitiga terumbu dunia, kawasan dengan keanekaragaman biota terbesar di kawasan segitiga terumbu karang. Meski mencakup kurang dari 1% lautan dunia, dampaknya sangat signifikan,” jelasnya.

Pemandangan bawah laut raja ampat

“Raja Ampat adalah hutan hujan Amazon di lautan, karena enam dari tujuh spesies penyu yang terancam punah masih ditemukan di perairan Raja Ampat,” tambahnya.

Selain itu, terdapat pula 17 spesies mamalia laut dunia lainnya di kawasan tersebut dan masyarakat sekitar yang masih menggantungkan hidupnya sebagai nelayan untuk mencari ikan di sekitar terumbu karang untuk mata pencahariannya.

Jika terumbu karang terpelihara dengan baik, biota laut, termasuk ikan karang, akan dapat hidup dengan baik dan berkembang biak dalam jumlah besar.

Sebaliknya jika terumbu karang dirusak atau dirusak dengan sengaja oleh kegiatan manusia yang sama, maka manusia juga akan menderita kerugian.

Terumbu karang yang rusak tidak akan indah, wisatawan tidak akan mau mengunjunginya, padahal kawasan Kepulauan Raja Ampat merupakan salah satu tempat wisata air yang paling diminati warga lokal maupun mancanegara.

Rusaknya terumbu karang juga akan menyebabkan ikan dan biota karang terlantar atau mati sehingga para pemancing kesulitan untuk menemukannya, dimana 80% penduduk Kabupaten Raja Ampat adalah nelayan.

“Kalau tidak kita tangani dan tidak kita lakukan sekarang, dampaknya ke kita,” jelasnya.

Tidak hanya bagi makhluk air, terumbu karang juga menjadi sumber protein bagi manusia berkat ikan-ikan yang tumbuh di kawasan ini.

Di Indonesia, sekitar 60% protein hewani berasal dari ikan, yang berarti sekitar 120 juta orang bergantung pada pasokan ikan di perairan sebagai sumber pangan mereka.

Ini belum termasuk aliran pendapatan 2,4 juta dollar AS dari industri perikanan dan 12 juta dollar AS dari bisnis pariwisata di Asia Tenggara, termasuk Pulau Komodo dan Kepulauan Raja Ampat.

Oleh karena itu, fungsi terumbu karang secara umum adalah untuk menjaga keseimbangan ekosistem alam, menjaga kesehatan lingkungan, memberikan pengaruh secara sosiologis, ekonomis, dan bagi kelangsungan kehidupan masyarakat.

Exit mobile version