Site icon Tanah Airku

Melihat Indahnya Alam Wisata Papua Barat di Manokwari, Ada Teluk Doreri hingga Pantai Pasir Putih

BANGUNPAPUA.COM – Bagi Anda yang tengah mengunjungi Manokwari, Papua Barat, ini rekomendasi lokasi wisata yang tak kalah menarik dari Raja Ampat.

Kawasan kepulauan Raja Ampat jadi wisata Papua Barat unggulan yang paling terkenal di wilayah Timur Indonesia ini.

Namun, pesona alam wisata Papua Barat tak hanya berkutat di Raja Ampat, tapi juga tersebar di Manokwari..

Dari Teluk Doreri hingga Pulau Mansinam, ini 5 wisata Papua Barat di Manokwari dengan pesonanya:

1. Teluk Doreri Pulau Mansinam 

Pulau Mansinam terletak di Teluk Doreri, sebelah timur Kota Manokwari, Papua Barat.

Dikutip dari laman Dinas Pariwisata Manokwari, pulau ini memiliki luas luas 410.97 hektar.

Pulau Mansinam dikelilingi oleh hamparan pantai yang indah, serta bertaburan pasir putih yang menjadi kekhasan pantai-pantai di sekeliling Teluk Doreri.

Pantai di Pulau Mansinam cocok dan nyaman dijadikan destinasi untuk berekreasi, berenang, dan berperahu.

Tak hanya memiliki pantai yang indah, bawah laut Pulau Mansinam juga tak kalah menarik.

Para wisatawan bisa menyelam di perairan Pulau Mansinam dan melihat kekayaan alam berupa biota laut yang indah.

Di dasar laut sekitar Pulau Mansinam juga terdapat beberapa bangkai kapal dan pesawat terbang peninggalan perang dunia kedua.

Pulau Mansinam juga menyimpan kenangan sejarah awal peradaban di Tanah Papua.

Dikutip dari laman Indonesiakaya.com, pada tanggal 5 Februari 1855, dua orang misionaris asal Jerman yang bernama Carl Wilhelm Ottouw dan Johann Gottlob Geissler menginjakkan kaki di wilayah Papua untuk pertama kalinya.

Mereka sampai di pulau ini setelah melakukan pelayaran panjang dan singgah di beberapa kota besar di Indonesia zaman dulu.

Sebagai misionaris, tugas utama mereka adalah memberitakan kabar baik yang tertulis di dalam Injil, namun di dalam pelaksanaannya mereka dituntut juga untuk dapat beradaptasi dan membaur dengan masyarakat setempat yang ketika itu masih sangat primitif.

Lambat laun, pelayanan kasih Ottouw-Geissler terus berlanjut, hingga mereka benar-benar jatuh hati pada Mansinam serta penduduknya.

Ada sejumlah peninggalan bersejarah peninggalan kedua misionaris tersebut di pulau ini.

Mulai dari salib tugu peringatan, bekas gereja hingga sumur tua.

Salib tugu peringatan masuknya Injil di tanah Papua itu mempunyai prasasti bertuliskan bahasa Jerman dengan penjelasan bahwa Ottouw-Geissler adalah misionaris pertama yang tiba di Mansinam.

Ada pula sisa peninggalan bangunan gereja yang kini tinggal pondasi yang dulu pertama dibangun oleh Ottouw-Geissler yang masih bisa dilihat.

Lalu sumur tua yang dibuat kedua misionais tersebut sebagai sumber air bagi penduduk setempat yang hingga kini masih digunakan.

Daya tarik lain di pualu ini adalah adanya Patung Yesus Kristus setinggi 30 meter.

Pembangunan patung ini digagas pemerintah Indonesia sebagai bentuk penghargaan terhadap sejarah peradaban Papua di Mansinam.

Patung ini sekilas mirip patung Yesus di Rio de Janeiro, Brazil, selesai pada tahun 2014 lalu.

2. Pegunungan Arfak dan Danau Anggi

Di Pegunungan Arfak, ada obyek-obyek wisata mulai dari danau-danau, spot pengamatan burung, hingga wisata budaya.

Kabupaten Pegunungan Arfak sendiri belum banyak dikunjungi wisatawan. Alam yang masih asri, adat dan budaya yang masih kental menjadi daya tarik tersendiri untuk wisatawan, dikutip dari Kompas.com.

Kabupaten Pegunungan Arfak berada di dataran tinggi sehingga punya suhu yang dingin. Dataran tertinggi di Pegunungan Arfak yaitu sekitar 2.900 meter di atas permukaan laut.

Di Distrik Anggi misalnya, bila pagi hari bisa mencapai lima derajat celcius. Terkadang kabut juga turun di area Pegunungan Arfak.

Di Pegunungan Arfak terdapat dua danau dengan pemandangan laur bisa, yakni Danau Anggi Gida dan Danau Anggi Giji.

Danau Anggi Giji terletak di Distrik Anggi dan biasa dikenal dengan sebutan danau laki-laki. Sementara, Danau Anggi Gida terletak di Distrik Anggi Gida dan biasa disebut danau perempuan.

Letak dua danau tersebut bersebelahan dan hanya dipisahkan oleh perbukitan. Dua danau tersebut punya panorama yang indah.

Belum banyak wisatawan yang berkunjung ke sini. Padahal selain pemandangannya yang bagus, di danau ini wisatawan dapat berenang dan menikmati pasir putih yang berada di tengah danau.

Dari Kota Manokwari menuju ddua danau ini dapat berkendara selama 4-5 jam.

3. Pantai Pasir Putih Yen Beba

Pantai Yen Beba terletak di Manokwari Papua Barat.

Pantai ini menjadi pantai wisata Papua dengan pemandangan indah.

Pantai Yen Beba adalah salah satu pantai terindah di Manokwari, Papua Barat.

Pantai tersebut memiliki nama yang unik yaitu Yen Beba.

Nama ini berasal dari kata Yen Beba sendiri adalah ‘Pasir Putih‘ sesuai dengan karakter pasir di pantai tersebut.

Pantai Yen Beba sendiri terletak tidak begitu jauh dari Pulau Mansinam dimana para pengunjung dapat melihat Pulau Mansinam langsung dari Pantai Yen Beba karena jaraknya yang dekat.

Pengunjung yang datang di Pantai Yen Beba didominasi oleh para wisatawan lokal, diikuti dengan para wisatawan nasional dan juga mancanegara.

Tak hanya indah, Pantai Yen Beba juga menawarkan kuliner lokal dan nasional yang bisa dibeli dengan harga yang cukup bersahabat.

Untuk tiba di daerah ini, dapat di tempuh selama 10-15 menit dengan menggunakan kendaraan umum/angkutan kota atau motor.

Untuk menuju ke sini bisa memanfaatkan jasa ojek yang sangat banyak jumlahnya di Kota Manokwari.

4. Gunung Meja

Taman Wisata Alam Gunung Meja cukup dekat dengan pusat kota Manokwari, hanya berjarak sekitar 2,5 km.

Dikutip dari laman Dinas Pariwisata Kepemudaan dan Olahraga Kabupaten Manokwari, Taman Wisata Alam Gunung Meja memiliki luas hampir mencapai 500 hektare dan sudah ada sejak jaman penjajahan Belanda dan Jepang.

Taman Wisata Alam Gunung Meja juga merupakan hutan lindung sekaligus hutan penelitian, merupakan miniatur hutan hujan tropis Papua yang kaya akan keaneka-ragaman flora dan fauna, sehingga sangat ideal sebagai tempat hiking dan berbagai kegiatan penelitian.

Taman Wisata Alam Gunung Meja konon pada zaman penjajahan adalah wilayah pertahanan Jepang dari serangan sekutu.

Tentara Jepang menjadikan Taman Wisata Alam Gunung Meja sebagai basis pertahanan terakhir ketika mereka terdesak oleh pasukan sekutu yang dipimpin oleh Amerika Serikat.

Salah satu bukti otentik hasil pemikiran Jepang untuk bertahan adalah banyaknya bunker yang tersebar luas di wilayah kaki Gunung Meja.

Namun, kondisi bunker-bunker ini sudah tidak lagi dapat dinikmati, karena banyak yang sudah tertimbun tanah atau dijadikan tempat penampungan air oleh warga sekitar gunung.

Baca Juga: 13 Makanan Khas Papua yang Unik, Ada Udang Selingkuh hingga Sarang Semut

Exit mobile version