Bangunpapua.com – Papua tidak cuma dikenal dengan keragaman alamnya yang indah. Adat dan budayanya juga unik dan beragam, salah satunya soal pakaian adat Papua.
Pakaian adat papua bermakna lebih dekat dengan kedekatan suatu suku pada alam sekitar. Pakaian adat papua dibedakan menjadi dua, yaitu baju adat untuk wanita dan baju adat untuk pria. Perbedaannya ada di bagian bawah saja.
Pakaian adat papua kerap dikenal dengan nama koteka. Tapi, tahu enggak sih Sobat, kalau pakaian adat papua mempunyai beragam jenis.
Nah, yuk kenalan dengan pakaian adat papua mulai dari jenis, keunikan, hingga filosofinya.
Baca Juga : Jenis-Jenis Musik Tradisional Papua
Jenis pakaian adat Papua
Papua didiami oleh beragam suku, seperti suku asmat, suku dani, suku biak, suku kamoro, dan suku waropen. Nah, masing-masing suku memiliki ciri khas masing-masing dalam pakaian adatnya.
Pakaian adat papua juga didasarkan atasa zaman dan siapa pemakainya. Berikut ini jenis-jenis pakaian adat papua :
1. Holim
Pakaian adat papua holim ini kerap dipakai pria dari suku dani. Pakaian holim ini yang lebih dikenal dengan sebutan koteka.
Fungsi koteka ialah menutupi area kemaluan pria dan pakaian ini normal digunakan. Suku di Papua lainnya juga menggunakan koteka meskipun bentuknya berbeda-beda serta penyebutannya bisa berbeda di tiap suku.
Di beberapa suku, pakaian tradisional ini disebut juga sebagai hilon, bobbe, dan harim. Koteka terbuat dari kulit labu air.
Koteka bisa dikenakan sehari-hari maupun saat upacara adat. Cara mengenakannya dengan diikat ke pinggang dengan tali.
Koteka yang dikenakan sehari-hari ukurannya pendek dan tanpa ukiran. Sementara itu, untuk upacara adat, koteka yang dikenakan biasanya dilengkapi dengan ukiran etnik khas Papua serta ukurannya lebih panjang.
Seiring dengan berjalannya waktu, koteka mulai jarang dikenakan. Bahkan, penggunaan koteka dilarang di tempat umum, seperti kendaraan umum atau sekolah.
Saat ini, kita masih bisa melihat orang-orang Papua menggunakan koteka saat upacara adat. Selain itu, koteka juga bisa ditemukan di toko souvenir.
2. Rok rumbai
Pria Papua biasanya bertelanjang dada dan mengenakan celana rumbai yang terbuat dari daun sagu. Panjang rok rumbai ini umumnya sebatas lutut.
Pria Papua juga mengenakan aksesoris lain berupa gelang dan kalung yang terbuat dari taring babi atau gigi anjing. Ada juga yang menggunakan bulu burung cendrawasih. Aksesoris ini melambangkan kejantanan pria sejati.
Saat ini, sebelum mengenakan rok rumbai, kaum pria biasanya memakai celana pendek terlebih dahulu, kemudian bagian luarnya memakai celana rumbai.
3. Rumbai kepala
Untuk hiasan kepala, kaum pria Papua juga mengenakan aksesoris yang terbuat dari bulu burung kasuari berwarna coklat dan bulu kelinci berwarna putih. Bulu kelinci ada di bagian bawah, sementara bulu kasuari yang panjang di bagian atas. Bentuknya menyerupai mahkota indah.
4. Tas noken
Tas noken adalah tas yang terbuat dari kulit kayu yang dianyam. Tas ini dikenakan masyarakat Papua di belakang punggung, seperti tas ransel. Tas Noken bisa dikenakan baik oleh pria maupun wanita.
5. Sali
Pakaian salia merupakan pakaian adat papua untuk kaum wanita. Pakaian unik ini terbuat dari bahan kulit pohon. Untuk menghasilkan pakaian sali yang sempurna, hanya dipilih kulit pohon berwarna coklat.
6. Yokai
Yokai juga merupakan pakaian adat papua untuk wanita. Bedanya, yokai dipakai oleh wanita yang telah berkeluarga. Pakaian ini khususnya dikenakan di daerah pedalaman Papua Barat.
Yokai tidak diperjualbelikan di toko souvenir atau di mana pun, karena merupakan simbol masyarakat Papua. Makna pakaian adat ini ialah kedekatan masyarakat Papua dengan alam.
Yokai berwarna coklat agak kemerahan dan dikenakan sebagai atasan yang dikombinasikan dengan rok rumbia.
7. Rok rumbia
Sama seperti rok rumbai yang dikenakan kaum pria Papua, Rok rumbia juga terbuat dari daun sagu yang telah dikeringkan. Biasanya rok rumbia berukuran lebih panjang, yakni mencapai lutut atau bahkan di bawah lutut.
Dulu, rok rumbia hanya dikenakan untuk menutupi tubuh bagian bawah, namun seiring dengan perkembangan zaman saat ini dibuat juga atasan untuk wanita dari bahan yang sama.
Keunikan pakaian adat Papua
Pakaian adat Papua memiliki keunikannya sendiri. Berikut keunikan pakaian adat Papua :
1. Koteka
Koteka berarti pakaian. Nama ini dipakai oleh suatu suku di Panial. Bentuk koteka ialah selongsong mengerucut pada bagian depan diikatkan pada pinggang hingga mengarah ke atas.
2. Gambaran pada tubuh orang Papua
Pakaian adat papua memang tidak menggunakan atasan. Sebagai penggantinya, digunakanlah gambaran.
Adapun warna umum yang sering digunakan adalah putih dan merah. Warna merah berasal dari pasta liat sedangkan warna putih berasal dari kulit kerang yang dihaluskan.
Saat ini, baju adat papua modern telah muncul. Ciri khas paling mencolok penampilannya lebih tertutup dan sopan dari biasanya.
3. Hiasan rumbai kepala
Hiasan kepala menggunakan rumbai-rumbai menyerupai mahkota. Bahan pembuatannya adalah bulu burung kasuari berwarna putih.
Selain itu, adapula bulu kelinci. Bentuk topi ini sangat unik dan biasa digunakan oleh kepala suku setempat.
4. Rok rumbai
Selain rumbai pada bagian kepala, rok juga masih menggunakan nuansa rumbai. Rok rumbai ini juga sangat fleksibel dan bisa digunakan pria maupun wanita.
Filosofi pakaian adat Papua
Seperti yang sudah dijelaskan di awal, pakaian adat Papua menggambarkan kedekatan suatu suku dengan alamnya. Tak heran, pakaian adat Papua terbuat dari tumbuh-tumbuhan maupun bagian-bagian dalam hewan.
Penggunaan aksesoris berupa gelang dan kalung yang terbuat dari taring babi atau gigi anjing, misalnya yang melambangkan kejantanan pria sejati.
Seiring berjalannya waktu, kini pakaian adat Papua mengikuti perkembangan norma dan aturan. Pakaian adat Papua kini lebih tertutup.
Baca Juga : Mengenal Budaya Papua
Terdapat dua jenis pakaian adat Papua modern, yakni:
1. Baju Kani Rumput
Baju kani rumput berasal dari wilayah Sorong Selatan. Baju kani rumput bisa dikenakan oleh pria maupun wanita.
Sama seperti rok rumbia, baju kani rumput juga terbuat dari daun sagu yang telah dikeringkan. Penggunaan daun sagu tidak sembarangan, yaitu harus diambil saat air laut sedang pasang. Daun sagu yang dipilih adalah bagian pucuk.
Setelah dikeringkan, daun sagu selanjutnya dianyam dengan tangan. Penganyaman ini menggunakan kayu sepanjang 1 meter untuk mengaitkan ujung tali.
Harga baju kani rumput cukup tinggi karena menggunakan bahan pilihan dan proses pembuatan yang tidak mudah. Untuk rok harganya mencapai Rp500 ribu. Sementara itu, satu set dengan atasan harganya bisa mencapai dua kali lipat.
Baju kani rumput hanya dikenakan saat upacara adat, misalnya saat pesta mengantar mas kawin. Baju kani rumput ini juga biasa diperjualbelikan untuk souvenir atau oleh-oleh.
2. Baju kurung Papua
Baju Kurung adalah baju tradisional yang mendapat pengaruh dari budaya luar Papua, sekaligus menjadi pakaian adat modern Papua. Baju Kurung khususnya dipakai oleh kaum wanita, terutama yang menetap di sekitar kota Manokwari.
Baju kurung khas Papua terbuat dari kain beludru. Biasanya dilengkapi dengan hiasan berupa rumbai bulu di bagian leher, lengan, atau pinggang. Baju Kurung biasa dikombinasikan dengan rok rumbia dan dikenakan pada acara adat.
Kaum wanita Papua biasa menambahkan aksesoris berupa gelang dan kalung. Aksesoris terbuat dari bahan alam, yaitu biji-bijian yang dirangkai dengan benang. Untuk melengkapi penampilan, dikenakan juga penutup kepala yang terbuat dari bulu burung kasuari.
Dapatkan informasi terupdate berita polpuler harian dari bangunpapua.com. Untuk kerjasama bisa kontak email tau sosial media kami lainnya.