Site icon Tanah Airku

Kira- Kira Ada Apa dengan ES di Puncak Jaya Papua?

Jakarta, Bangunpapua.com – Kisah mencairnya es akibat pemanasan global, berhasil direkam dan disajikan dengan apik oleh seorang fotografer spesial alam liar, James Balog, dalam film dokumenter berjudul Chasing Ice.

Dalam film tersebut, Balog merekam peristiwa melelehnya bongkahan es berukuran raksasa dari berbagai titik di dunia yang menjadi sarangnya es seperti Alaska.

Meskipun Indonesia bukan negara empat musim, namun di Puncak Pegunungan Jayawijaya, Papua, bersemayam salju abadi. Sayangnya, kini salju yang ada di Pucak Jayawijaya semakin menipis.

Sebelumnya, Puncak Jayawijaya bernama Piramida Cartensz. Nama tersebut disematkan setelah penjelajah Belanda, Hendrikus Albertus Lorentz, bersama dengan enam orang suku Kenyah yang direkrut dari Apau Kayan di Kalimantan Utara.

Puncak Jaya mempunyai ketinggian 4.884 meter di atas permukaan laut (mdpl). Mencapai tempat ini adalah impian bagi para pendaki di Indonesia, bahkan di dunia.

Hal ini terjadi karena Puncak Jaya merupakan salah satu dari ‘Tujuh Puncak Tertinggi di Dunia’ atau sering disebut sebagai Seven Summits. Sebenarnya, pegunungan Jayawijaya memiliki beberapa puncak, namun puncak tertingginya adalah Puncak Jaya.

Baca Juga : Mengenal Keanekaragaman Flora Papua

Selain Puncak Jaya, ada pula Puncak Mandala yang memiliki ketinggian 4.760 mdpl. Puncak Trikora dengan tinggi 4.730 mdpl, Puncak Idenberg dengan tinggi 4.673 mdpl, Puncak Yamin dengan tinggi 4.535 mdpl, dan Puncak Cartenz Timur dengan tinggi 4.400 mdpl.

Lokasi sejumlah Glester di Puncak Jaya, seperti di Glester Cartenz, Glester Northwall Firn Barat, dan Glester Northwall Firn Timur, baru-baru ini dikabarkan lenyap. Glester di Puncak Trikora di Pegunungan Maoke, menghilang, sama sekali tak sesisa dalam kurun waktu antara 1939 dan 1962.

Sejak tahun 1970-an, bukti dari citra satelit menunjukkan glester Puncak Jaya telah menyusut dengan cepat. Sementara itu, Glester Meren mencair antara tahun 1994 dan 2000.

Sebuah ekspedisi yang dipimpin oleh Paleoklomatologi, Lonnie Thompson, pada tahun 2010 menemukan bahwa glester menghilang pada tingkat ketebalan tujuh meter per tahun dan lenyap pada tahun 2015.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika, BMKG, menyebut es yang mencair di Puncak Jaya, Papua, berdampak pada meningkatnya tinggi muka laut yang nantinya dapat merusak ekosistem laut di wilayah tersebut.

Mengutip Badan Meteorologi Dunia atau WMO, kenaikan muka laut juga menyebabkan peningkatan panas laut dan keasaman air laut yang membahayakan ekosistem laut yang vital dan rentan.

Baca Juga : Fashion Show Istana Berbatik di Papua

Dapatkan informasi terupdate berita polpuler harian dari bangunpapua.com. Untuk kerjasama bisa kontak email tau sosial media kami lainnya.

Exit mobile version