Jakarta – Banjir dan tanah longsor telah melanda beberapa wilayah di dalam dan sekitar Kota Jayapura seperti Jayapura Utara, Jayapura Selatan, Abepura, Heram dan Muara Tami.
Kementerian PUPR telah menerapkan serangkaian tindakan darurat pasca bencana banjir dan tanah longsor di Jayapura, Papua, sejak Kamis malam (6/1/2021).
Dengan diluncurkannya alat berat tersebut, Kementerian PUPR juga kemungkinan melakukan normalisasi sungai.
Sungai yang dijadwalkan akan dinormalisasi adalah Sungai Siborginyi sepanjang 1,9 km, Acai sepanjang 1,6 km dan Makanoay sepanjang 660 m.
Hal itu disampaikan oleh Staf Ahli Menteri PUPR bidang Teknologi, Industri dan Lingkungan, Endra S. Atmawidjaja, Minggu (9/1/2022).
Baca Juga : 12 Warga Jayapura Tertimbun Longsor, 4 Meninggal Dunia
“Evaluasi tim PUPR di lapangan menunjukkan bahwa salah satu penyebab banjir adalah sedimentasi sungai dan penyumbatan sampah di DAS,” katanya.
Adanya sedimentasi sungai dan penyumbatan sampah merugikan karena akan membuat sungai meluap ketika hujan.
Balai-balai saat ini memiliki 12 unit dump truck, 3 excavator mini dan 2 excavator besar di Jayapura.
“Kami juga mendapat bantuan tambahan dari kepolisian berupa alat berat, tiga alat berat excavator besar dan satu loader, serta dua dump truck dari Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Jayapura,” kata Endra.
Normalisasi sungai merupakan bagian dari penanggulangan banjir jangka pendek yang akan dilakukan oleh Kementerian PUPR.
Kementerian PUPR juga bertanggung jawab untuk membersihkan beberapa jalan yang rusak akibat banjir.
Ada empat jalan raya nasional yang terkena dampak: Jl.Kelapa Dua, Abepura ruas Bts. Kota Jayapura/Kabupaten Keerom, Ruas Jayapura-Sentani dan Jalan Raya Abepura (Abepura).
“Saat ini area tersebut sudah dibersihkan semua dengan alat berat dan dapat dilalui kendaraan tanpa kendala,” tambah Endra.
Kementerian PUPR berencana membangun beberapa infrastruktur untuk konservasi air dan pengendalian banjir untuk penanganan jangka panjang.
Di antaranya pembangunan kolam retensi di Kawasan Organda Baru, pembangunan parapet di Sungai Acay dan Sungai Siborgonyi, serta pembangunan Checkdam di hulu Sungai Makanoay.
Banjir ini tidak hanya membanjiri ratusan rumah dan fasilitas umum, tetapi juga merenggut nyawa delapan orang.
Pada hari Jumat (7/1/2021) tanah longsor di kota Jayapura menewaskan 7 orang. Sementara itu, satu orang lagi dikabarkan tewas tenggelam di kawasan banjir.