bangunpapua.com – Rumah adat adalah bangunan yang digunakan sebagai tempat tinggal atau untuk menyelenggarakan adat istiadat. Berbagai rumah adat tersebar di Indonesia. Salah satunya di Provinsi Papua.
Papua merupakan wilayah timur Indonesia, terpesona oleh berbagai budaya, adat istiadat, dan pariwisata. Selain Honai, Rumah Kariwari merupakan Rumah adat Papua. Rumah adat ini berbeda dengan rumah adat di provinsi lain. Untuk jelasnya, berikut ini akan dibahas mengenai Rumah Kariwari, rumah adat Papua dan fungsinya.
Filosofi Rumah Adat Papua Kariwari
Berbeda dengan rumah adat Honai yang merupakan ciri khas dari suku Dani, rumah adat Kariwari merupakan ciri khas dari suku Tobati-Enggros yang tinggal di daerah Jayapura, tepatnya di Danau Sentani.
Rumah Kariwari terbuat dari kayu dan daun dari pohon sagu, bambu, kayu besi, atau pohon lainnya yang banyak dijumpai di tanah Papua. Sedangkan kerangka utama rumah yang terbuat dari kayu-kayu tersebut diikat dengan tali rotan pilihan.
Rumah adat Kariwari memiliki atap yang menjulang tinggi berbentuk limas segi delapan. Bentuk segi delapan tersebut memiliki arti. Pertama, segi delapan dianggap memperkuat rumah terhadap segala jenis cuaca. Apalagi saat cuaca dingin dan berangin. Yang kedua berbentuk segi delapan dan runcing, bermakna melambangkan kedekatan manusia dengan Sang Pencipta dan leluhur.
Berbeda dengan rumah Honai yang dapat ditinggali oleh siapa saja, rumah Kariwari digunakan sebagai tempat pendidikan dan ibadah.
Rumah adat Kariwari tidak bisa dijadikan tempat tinggal masyarakat Papua. Bahkan tidak berlaku juga untuk rumah kepala suku, hukum atau politik. Maka tak heran jika rumah Kariwari dalam masyarakat suku Tobati dan Enggros dianggap sakral dan suci.
Rumah ini tidak diperuntukan sebagai rumah hunian, tetapi sebagai rumah ibadah dan juga pusat kegiatan pendidikan bagi remaja laki-laki.
Di rumah Kariwari, setiap remaja laki-laki minimal berusia dua belas tahun mulai dikumpulkan untuk mengenal kehidupan pria dewasa. Seperti, bertanggung jawab pada keluarga, belajar, mencari nafkah dan sebagainya. Anak laki-laki tersebut akan diajarkan memahat, memburu, membuat perahu hingga teknik berperang.
Rumah Kariwari sendiri memiliki tinggi 20-30 meter yang terdiri dari tiga lantai dimana setiap lantainya punya fungsi yang berbeda-beda.
Lantai satu digunakan sebagai tempat belajar. Lantai kedua digunakan untuk tempat pertemuan tokoh adat atau kepala suku. Lantai terakhir digunakan untuk istirahat, berdoa serta meditasi.
Nah, itulah rumah Kariwari, rumah adat Papua dan fungsinya. Sebagaimana ciri khas, Papua bahan rumah adatnya didominasi oleh bahan-bahan dari alam sehingga dapat dipastikan ramah lingkungan.
Baca juga : Keunikan Honai, Rumah Adat Papua Barat