Liputan6.com, Jakarta – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Papua telah berkoordinasi dengan TNI dan Polri terkait keamanan guru di Kampung Julukoma, Distrik Beoga, Kabupaten Puncak, pascapenembakan yang menewaskan dua orang tenaga pendidik.
Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Papua Dance Yulian Flassy mengatakan, pihaknya berharap kepala daerah melakukan konsolidasi dengan unsur Forkompimda setempat untuk mencari solusi atas permasalahan yang tengah terjadi.
“Kami merasa prihatin atas kejadian yang menyebabkan dua guru di Beoga meninggal,” katanya seperti dikutip dari Antara.
Menurut Dance, pihaknya juga bersyukur pimpinan OPD terkait sudah melakukan langkah-langkah strategis guna mengantisipasi hal-hal lain ke depannya.
“Kami juga ingin mengingatkan bahwa negara selalu hadir bagi guru-guru tersebut sehingga diharapkan dapat sedikit menenangkan,” ujarnya.
Dia menjelaskan, pihaknya berharap para tenaga pendidik ini dapat bertahan di tempat tugasnya karena pelayanan yang sudah diberikan dan dilakukan pasti mendatangkan hal baik.
Sebelumnya, aksi kekerasan yang dilakukan oleh Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Distrik Beoga, Kabupaten Puncak, kembali terulang, setelah Jumat, 9 April 2021 petang seorang guru SMP Negeri 1 Beoga dilaporkan ditembak oleh kelompok bersenjata itu hingga meninggal dunia.
Kapolres Puncak Kompol I Nyoman Punia mengatakan korban bernama Yonatan Randen merupakan guru SMP Negeri 1 Beoga yang beralamat di Kampung Julukoma. Penembakan terhadap guru oleh KKB di Beoga ini merupakan yang kedua kalinya dalam sepekan.
“Benar telah terjadi penembakan terhadap guru SMP Negeri 1 Julukoma hingga korban meninggal dunia oleh kelompok separatis bersenjata,” kata Kompol Nyoman.