Site icon bangunpapua.com

Arahan Tegas Kakorlantas: Personel Wajib Informatif, Hapus Interaksi Negatif di Lapangan

Kakorlantas Irjen Agus

Kakorlantas Irjen Agus

Jakarta – Hari pertama pelaksanaan Operasi Zebra 2025, yang dimulai pada Senin (17/11), berjalan dengan ritme yang stabil dan terkendali di seluruh wilayah Indonesia. Operasi ini menjadi langkah penting Polri dalam menciptakan keselamatan jalan menjelang meningkatnya aktivitas masyarakat pada masa libur Natal dan Tahun Baru (Nataru).

Kakorlantas Polri Irjen Pol. Drs. Agus Suryonugroho, S.H., M.Hum., memastikan bahwa pelaksanaan Operasi Zebra 2025 menjadi atensi Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo. Operasi yang dilaksanakan selama dua pekan ini bertujuan agar perjalanan masyarakat di masa libur Nataru terlaksana dengan aman, tertib, dan lancar.

Irjen Agus mengatakan pelaksanaan Operasi Zebra di hari pertama menunjukkan kesiapan jajaran Polantas dalam menjalankan operasi dengan pendekatan yang menempatkan keselamatan masyarakat sebagai prioritas. Beliau menegaskan bahwa Operasi Zebra adalah momentum untuk memperkuat disiplin berlalu lintas melalui rangkaian kegiatan edukatif, preventif, dan penegakan hukum yang objektif.

Edukasi Massif dan Pengawasan Berbasis Data

Pada hari pertama, kegiatan preemtif (edukasi) dilaksanakan secara masif. Laporan H1 mencatat terdapat 3.934 kegiatan imbauan langsung yang tersebar di jalan raya, sekolah, kampus, pusat perbelanjaan, dan berbagai titik aktivitas masyarakat lainnya.

Edukasi juga diperkuat dengan penyebaran 83.080 leaflet dan stiker keselamatan. Materi tersebut memuat pesan penting seperti etika berkendara, kewajiban menggunakan helm standar, dan kewaspadaan terhadap kecepatan. Selain tatap muka, edukasi keselamatan diperluas melalui ruang digital dengan 50.797 publikasi di media sosial dan media massa.

Di sisi preventif, total 43.370 kegiatan pengaturan, penjagaan, dan pengawalan dilaksanakan untuk memastikan arus kendaraan lancar dan aman. Pengawasan dilakukan di titik rawan yang telah dipetakan berdasarkan analisis evaluasi lalu lintas sebelumnya.

Strategi Jangka Pendek: Meredam Balap Liar dan Kecelakaan

Total pelanggaran di seluruh Indonesia pada hari pertama mencapai 17.169 perkara. Pelanggaran roda dua, yang menjadi fokus, mencakup penggunaan helm tidak standar, melawan arus, dan aktivitas balap liar.

Sasaran jangka pendek Operasi Zebra adalah meredam aktivitas balap liar, terutama menjelang dan saat perayaan Tahun Baru. Pola penertiban balap liar dilakukan dengan memfokuskan pengawasan dan kehadiran personel pada jam malam di lokasi yang teridentifikasi rawan. Selain itu, jajaran Polantas menggunakan tilang manual (623 tindakan) di lokasi rawan yang belum terjangkau ETLE namun berisiko tinggi terhadap keselamatan.

Penegakan hukum juga menggunakan teknologi yang kuat. Sistem ETLE mencatat 6.753 pelanggaran melalui kamera statis dan 4.937 bukti pelanggaran dari ETLE mobile. Di samping penindakan, total 21.145 teguran diberikan sebagai langkah pembinaan untuk mendorong perubahan perilaku berkendara.

Pendekatan Komunitas dan Ojek Online (Ojol)

Kakorlantas menginstruksikan agar edukasi diperkuat kepada kelompok usia muda dan pengguna sepeda motor. Dalam konteks ini, kelompok Ojek Online (Ojol), sebagai salah satu pengguna sepeda motor dengan mobilitas tinggi, menjadi sasaran penting untuk pendekatan edukatif.

Pola pendekatan humanis dengan komunitas ojol diintegrasikan dalam kegiatan himbauan langsung yang dilaksanakan di area publik dengan mobilitas tinggi, kawasan industri, dan area perkantoran. Personel diarahkan untuk bersikap informatif dan memberikan pemahaman jelas mengenai etika berkendara dan kewajiban keselamatan, seperti penggunaan helm standar. Harapannya, dengan kolaborasi ini, keselamatan bersama dapat terwujud, dan potensi pelanggaran, termasuk balap liar, dapat dicegah.

Fatalitas Nol Jadi Indikator Keberhasilan

Meskipun Operasi Zebra berjalan stabil, tercatat 46 kejadian kecelakaan lalu lintas pada hari pertama, dengan empat korban meninggal dunia. Fakta ini memperkuat arahan Kakorlantas.

Irjen Agus menegaskan bahwa indikator keberhasilan Operasi Zebra tidak terletak pada jumlah penindakan, melainkan pada kemampuan operasi dalam menurunkan kecelakaan dan fatalitas. Penurunan fatalitas akan terus dipantau setiap hari sebagai ukuran keberhasilan operasional.

Operasi Zebra 2025 juga berfungsi sebagai evaluasi awal dan dasar kesiapan untuk menyusun strategi pengamanan pada Operasi Lilin 2025. Irjen Agus mengajak seluruh masyarakat untuk mendukung Operasi Zebra 2025 dengan menaati peraturan lalu lintas, karena keselamatan merupakan hasil kerja bersama antara aparat dan masyarakat.

Exit mobile version