Bangunpapua.com – Setelah pembahasan artikel sebelumnya mengenai Sejarah Taman Nasional Lorentz dan Taman Nasional Lorentz Warisan Alam Dunia, ada yang lebih menarik nih, yaitu 5 Fauna endemik di Taman Nasional Lorentz yang belum dibahas.
Taman Nasional Lorentz adalah sebuah taman nasional yang terletak di provinsi Papua, Indonesia. Taman nasional yang ditetapkan pada tahun 1997 ini merupakan perwakilan dari ekosistem terlengkap untuk keanekaragaman hayati di Asia Pasifik.
Di Taman Nasional Lorentz terdapat kekayaan flora dan fauna yang begitu menakjubkan. Tidak heran Taman Nasional Lorentz diterima sebagai Situs Warisan Dunia UNESCO pada 1999.
Memiliki luas wilayah sebesar 2,4 juta hektar dengan flora dan keadaan geografis yang beragam, Taman Nasional Lorentz dihuni berbagai hewan unik dan langka.
Penasaran apa saja? Untuk mengetahui lebih lanjut terkait 5 fauna endemik di Taman Nasional Lorentz, simak yuk artikel di bawah ini.
Baca juga : Burung Cendrawasih, Warisan Papua Paling Indah di Dunia
1. Penghisap Madu Elok
Di Taman Nasional Lorentz terdapat beberapa spesies burung endemik. Salah satunya adalah Penghisap Madu Elok (Macgregoria pulchra) atau MacGregor’s bird of paradise.
Burung ini dikenal sebagai Cenderawasih Elok. Burung ini memiliki bulu dominan hitam dengan aksen kuning di sayap dan gelambir matanya.
Spesies ini ditemukan di dataran tinggi Pegunungan Jayawijaya pada ketinggian 2.700 – 4.000 meter diatas permukaan laut.
Seperti namanya, burung ini merupakan burung penghisap madu.
Karena populasinya yang kecil dan semakin menipis, burung ini dianggap rentan terhadap kepunahan.
2. Cenderawasih
Berbagai jenis burung Cenderawasih juga terdapat di Taman Nasional Lorentz. Salah satunya adalah Cenderawasih ekor panjang (Paradigalla caruneulata) yang menjadi hewan endemik.
Burung Cenderawasih yang terkenal dengan keindahannya ini juga dikenal sengan nama bird of paradise atau burung surga.
Nah, burung yang menjadi maskot Papua ini memang memiliki warna bulu yang indah.
3. Mambruk Selatan
Mambruk Selatan (Goura scheepmakeri) adalah sejenis Mambruk (Dara Mahkota) atau merpati darat besar.
Burung ini memiliki bulu berwarna abu-abu kebiruan dengan jambul yang rumit seperti renda biru, iris mata berwarna merah, dan bulu dada berwarna merah marun gelap. Baik jantan maupun betina memiliki penampilan yang sama.
Karena burung ini jinak dan sering kali diburu untuk diambil daging dan bulunya yang indah, maka burung ini dikategorikan kedalam rentan dalam daftar spesies terancam punah.
4. Kuskus
Kuskus adalah mamalia berkantung (Marsupialia) nokturnal yang termasuk dalam famili Phalangeridae.
Mamalia ini berukuran rata-rata sekitar 45 cm.
Kuskus memiliki cakar yang panjang dan tajam yang membantu bergerak di sekitar pepohonan.
Ekornya yang panjang dan kuat juga berfungsi sebagai alat untuk penahan saat berpindah dari satu dahan ke dahan lainnya.
Kuskus memiliki bulu yang tebal dan berbagai warna diantaranya coklat, hitam dan putih.
Hewan omnivora ini merupakan salah satu spesies fauna endemik di Papua dan dilindungi secara hukum dan undang-undang
5. Dingiso
Dingiso dalam bahasa latin dikenal dengan Dendrolagus Mbaiso adalah spesies kangguru pohon endemik Papua yang berada di Taman Nasional Lorentz
Nama tersebut berdasarkan penelitian Dr. Tim Flannery yang menemukan Dingiso pada tahun 1994.
Dia memberinya nama ilmiah mbaiso yang berarti ‘binatang syakral’ dalam bahasa lokal suku Moni karena mereka percaya bahwa ini adalah roh leluhur mereka.
Fauna ini termasuk spesies endemik yang sangat langka dan termasuk dalam daftar hewan yang sangat langka.