Site icon Tanah Airku

Asal-Usul Nama Suku Dani di Papua

Suku Dani. Foto: (Randy/detikTravel)

Suku Dani. Foto: (Randy/detikTravel)

BANGUNPAPUA — Suku Dani adalah salah satu suku yang tinggal di Papua. Ada cerita tersendiri tentang asal usul nama suku Dani. Sudah tahu belum?

Lembah Baliem terletak di pegunungan tengah Papua. Ketinggiannya 1.650 meter di atas permukaan laut (mdpl). Suku terkenal yang tinggal di lembah ini adalah suku Dani. Suku ini dikenal dengan pria-nya mengenakan koteka.

Setiap setahun sekali pada bulan Agustus, diadakan Festival Budaya Lembah Baliem di sana. Festival ini sudah menjadi agenda para turis dan mancanegara setiap tahunnya.

Pada masa pemerintahan Belanda, lembah itu diberi nama “Grote Vallei” atau “Lembah Besar”. Dalam budayanya, masyarakat yang tinggal di Lembah Baliem menyebut dirinya Hubula atau orang Balim.

Dalam bahasa setempat mereka menyebut diri mereka Akhuni Palim Meke yang berarti orang yang tinggal di lembah.

Turis, traveller dan buku perjalanan seperti Lonely Planet, lebih mengenal nama Suku Dani sebagai suku yang tinggal di Lembah Baliem.

Baca juga : Mengenal Buah Favorit Suku Dani yang Kaya Manfaat

Mengapa Orang Baliem Disebut Suku Dani?

Istilah Dani berasal dari ‘Ndani, istilah ini berasal dari bahasa Moni yang berarti ‘Sebelah Timur Matahari Terbit’. Suku Moni tinggal di pegunungan sebelah barat Lembah Baliem. Mereka menggunakan istilah Ndani untuk menyebut orang atau masyarakat yang tinggal di sebelah timur wilayah mereka.

Dalam perkembangan selanjutnya, nama Dani dipopulerkan oleh M.V. Strilling pada tahun 1926, saat melakukan ekspedisi ke pegunungan tengah Papua bersama tim gabungan Belanda-Amerika.

Stirling memang bukan orang pertama yang mencatat nama Suku Dani, namun beberapa tahun sebelumnya, dalam catatan perjalanannya Le Roux ke Puncak Cartenz, menyebut masyarakat di sebelah timur Suku Moni adalah suku Dani.

Sejak saat itu, para antropolog menyebut semua orang yang tinggal di pegunungan tengah Papua, mulai dari bagian timur Lembah Bidogai hingga ujung selatan Lembah Baliem, sebagai “Suku Dani”.

Sejak dibukanya Kota Wamena pada tahun 1956, banyak yang bermigrasi ke Kota Wamena dari Mamberamo Tegah dan sejak itu menyebut diri mereka Suku Lani. Mungkin untuk membedakan diri dengan masyarakat lembah Baliem yang menyebut mereka Dani.

Baca juga : Mengenal Labu Air, Tanaman Pembuat Koteka

Exit mobile version